Launching Teaching Factory dan Pembelajaran Industri 4.0
tunasharapan.info – Pada hari ini Selasa 26 November 2019, SMK Telekomunikasi Tunas Harapan melaksanakan Launcing Teaching Factory dan Pembelajaran Industri 4.0. Teaching Factory (TEFA) merupakan salah satu model pengembangan pembelajaran yang berbasis produksi barang / jasa. Model pembelajaran ini bertujuan untuk menambah bekal para peserta didik dengan karakter kewirausahaan (technopreneurship) dan melibatkan dunia usaha atau industri sebagai mitra utama. Sehingga lulusan SMK Telekomunikasi Tunas Harapan yang akan melanjutkan ke dunia kerja akan lebih siap.
Pelaksanaan Teaching Factory sesuai Panduan TEFA Direktorat PMK terbagi atas 4 model, dan dapat digunakan sebagai alat pemetaan SMK yang telah melaksanakan TEFA. Adapun model tersebut adalah sebagai berikut:
- Model pertama, Dual Sistem dalam bentuk praktik kerja lapangan adalah pola pembelajaran kejuruan di tempat kerja yang dikenal sebagai experience based trainingatau enterprise based training.
- Model kedua, Competency Based Training (CBT) atau pelatihan berbasis kompetensi merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pengembangan dan peningkatan keterampilan dan pengetahuan peserta didik sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Pada model ini, penilaian peserta didik dirancang untuk memastikan bahwa setiap peserta didik telah mencapai keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan pada setiap unit kompetensi yang ditempuh.
- Model ketiga, Production Based Education and Training (PBET) merupakan pendekatan pembelajaran berbasis produksi. Kompetensi yang telah dimliki oleh peserta didik perlu diperkuat dan dipastikan keterampilannya dengan memberikan pengetahuan pembuatan produk nyata yang dibutuhkan dunia kerja (industri dan masyarakat).
- Model keempat, Teaching Factory adalah konsep pembelajaran berbasis industri (produk dan jasa) melalui sinergi sekolah dan industri untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dengan kebutuhan pasar.
Dengan diresmikan TEFA di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan diharapkan dapat :
- Menciptakan sinergi dan integrasi proses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran normatif, adaptif dan produktif, sehingga pengantaran kompetensi ke peserta didik lebih optimal.
- Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengantaran soft skills dan hard skills kepada peserta didik.
- Meningkatkan kolaborasi dengan dunia usaha/dunia industri melalui penyelarasan kurikulum, penyediaan instruktur, alih pengetahuan/teknologi, pengenalan standar dan budaya industri, dll.
- Meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan melalui interaksi dengan dunia usaha/dunia industri.
- Mendorong munculnya perubahan paradigma pembelajaran dan budaya kerja di institusi pendidikan dan pelatihan kejuruan.